Kamis, 25 Juni 2015

laporan praktikum mortum: mengenal organ vegetatif pada kecambah

BAB I
PENDAHULUAN 
      A.    Latar Belakang
         Di Indonesia di kenal juga dengan negara yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), serta berbagai macam tanaman seperti kacang hijau, kacang tanah dan lain sebagainya.
Cahaya merupakan faktor esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cahaya berperan penting dalam proses fisiologi tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Unsur radiasi matahari yang penting bagi tanaman ialah intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran. Bila intensitas cahaya yang diterima rendah, maka jumlah cahaya yang diterima oleh satuan luas permukaan daun dalam jangka waktu tertentu rendah (Gardner, 1991).
          Intensitas cahaya rendah pada saat pembungaan padi dapat menurunkan karbohidrat yang terbentuk, sehingga menyebabkan meningkatnya gabah hampa Intensitas cahaya rendah menurunkan hasil kedelai, jagung, padi gogo, ubi jalar, dan talas. Pengurangan cahaya pada tanaman yang telah memperoleh cahaya, suhu dan kelembaban yang optimum akan menyebabkan pengurangan pertumbuhan akar dan tanaman menunjukkan gejala etiolasi (Williams dan Joseph, 1976).
         Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan bertambah besar.dan bersifat tidak dapat balik (irreversible). Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan. Perkembangan adalah peristiwa biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan (Gardner, 1991).
        Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan secara simultan  (pada waktu yang bersamaan). Perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif karena mudah diamati, yaitu perubahan jumlah dan ukuran. Sebaiknya perkembangan dapat dinyatakan secara kualitatif karena perubahannya bersifat fungsional (Gardner ,1991).
          Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, yang dinamakan kecambah (plantula). Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air dalam biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi. Imibibisi ini terjadi karena karena penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji kacang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutriennutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh. Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan.  Embrio atau  lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar embaga/calon akar (radikula), daun  lembaga (kotiledon), dan bayang  lembaga (kaulikulus) (Sutarmi, 1983).

B.     Tujuan
     Adapun tujuan praktikum morfologi tentang bagian-bagian daun, yaitu:
1.      mengenal organ vegetatif pada kecambah.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Perkecambahan
          Pengulangan kembali tentang pertumbuhan janin, dan akan dilengkapi dengan keluarnya radikula di luar biji. Pembentukan biji telah di utarakan, tetapi disini telah diuraikan periode yang di mulai dengan akhir perkecambahan dan berakhir dengan semaian atau ipukan yang tidak bergantung pada akumulasi makanan di dalam biji. Perkecambahan dan pemantapan adalah saat-saat yang genting dalam kehidupan tumbuhan, karena dalam tingkatan ilmiah selama siklus hidup setiap spesies maka jumlah terbesar individunya mati (Tjitrosomo, 1994).
         Kedalaman suatu biji dibenamkan dalam tanah, baik yang sengaja ditanam ataupun secara kebetulan tumbuh, merupakan faktor yang penting dalam perkecambahan. Biji yang terdapat dipermukaan tidak memiliki persediaan air yang cukup untuk melengkapi perkecambahannya. Jika terlalu dalam maka biji tidak jadi berkecambah, atau mungkin menghabiskan persediaan makanan untuk menembus tanah dan mendapat cahaya. Biji-biji besar, sebab berisi banyak makanan, dapat ditanam lebih dalam daripada biji-biji yang kecil, sehingga dapat lebih banyak suplai air yang uniform (Tjitrosomo, 1994).
         Beberapa segi dalam perkecambahan biji menimbulkan problemma dalam bidang hortokultur, pertanian, kehutanan, pemuliaan tanaman, pengendalian gulma, dan erosi. Banyak sekali penyelidikan telah dijalankan mengenai aktivitas, proses, dan keadaan yang berkaitan dengan perkembangbiakan tumbuhan dengan biji (Tjitrosomo, 1994).
        Kalau keadaan menguntungkan, penyerapan air oleh biji diikuti oleh banyak kegiatan. Protoplasma mengalami rehidrasi dan enzim-enzimnya mulai berfungsi. Zat pati diurai menjadi gula, lemak menjadi zat-zat yang dapat dilarutkan, dan protein menjadi asam amino. Persediaan bahan-bahan ini memungkinkan pembebasan energi oleh respirasi, translokasi bahan makanan ke janin dan mulailah embrio bertumbuh (Rosanti, 2013).
         Respirasi pada biji dorman lagi kering berlangsung teramat perlahan. Mungkin juga respirasi berhenti pada biji-biji yang sama sekali kering tetapi masih hidup. Membasahi biji-biji itu memungkinkan respirasi meningkat dengan cepat, dan pada saat perkecambahan berlansung dengan baik maka laju respirasi dapat menjadi ratusan kali. Pengaruh luar biasa hidrasi ini terhadap respirasi merupakan sebab utama betapa amat pentingnya kelembaban rendah pada biji dan padi-padian yang disimpan di gudang. Sebagai akibat meningkatnya kegiatan enzim dan tersedianya bahan makanan serat energi pada biji yang berkecambah, maka pemanjangan sel mulai dalam janin, dan perkecambahan tumbuhan baru yang telah dimulai itu berlangsung lagi (Tjtrosomo, 1994).

B.     Faktor-faktor Lingkungan dan Perkecambahan
         Keadaan tertentu dalam lingkungan yang perlu bagi perkecambahan biji ialah, kelembaban, oksigen, dan suhu yang sesuai. Selain itu, cahaya berpengaruh baik terhadap perkecambahan biji bagi spesies, sedangkan pada yang lain peristiwa itu dihalangi oleh cahaya. Meskipun demikian, pengaruh ada tidaknya cahaya dapat termodifikasi oleh faktor lain, terutama temperatur (Tjitrosomo, 1994).
        Biji-biji sebagian besar tumbnuhan, bila masak, hanya berisi sedikit air, maka perkecambahan itu baru akan terjadi setelah kulit biji, dan juga jaringan lain, telah menyerap air. Biji-biji berbagai spesies berbeda keperluannya akan oksigen, tetapi oksigen biasanya sangat perlu dalam perkecambahan. Beberapa biji tidak dapat berkecambah dalam tanah basah atau yang berlumpur. Bila terangkat ke permukaan sewaktu pengolahan tanah, maka biji-biji tersebut dapat berkecambah karena adanya aerasi yangn lebih baik dan kadang-kadang karena pengaruh cahaya (Tjitrosomo, 1994).
         Pengaruh suhu terhadap perkecambahan berbeda-beda bagi berbagai macam biji. Banyak biji yang berkecambah dalam kisaran suhu yang luas. Batas suhu minimal 0oC, dan maksimal 65oC, tetapi presentase perkecambahan biasanya amat sedikit jika suhu itu amat rendah atau amat tinggi. Untuk sebagian besar tanaman budidaya suhu optimal itu antara 28oC–38oC, tetapi biji-biji tertentu seperti misalnya ercis, selada, lobak, jelai, dan gandum dapat berkecambah pada suhu 14oC, sebab itu dapat ditanam lebih awal dalam musim semi. Pada umumnya, biji-biji tanaman budidaya musim dingin dapat harus ditanam segera setelah tanah dapat dikerjakan. Jagung dan kacang, sabaiknya ditanam setelah pohon-pohon mengeluarkan daunnya pada musim semi, sedangakan labu, mentimun, dan semangka hanya ditanam setelah tanah hangat dan pada waktu tanaman tahunan berbunga (Tjitrosomo, 1994).
         Biji-biji kacang dan ercis tidak mempunyai endosperma, maka suplai bahan makanan yang diberikan kepada semaian (bibit tanaman) terakumulasi di dalam kotiledon. Pada kacang, sesudah keluarnya radikula maka hipokotil memanjang dan menjadi lengkung. Apeks lengkung ini adalah bagian pertama dari bibit tanaman yang keluar ke atas permukaan tanah. Sewaktu apeks bertumbuh, hipokotil menjadi lurus dan mengangkat daun lembaga ke atas dari tanah sementara itu, plumula, yang terdapat di antara kotiledon, mulai bertumbuh dan membentuk daun sejati dan bagian batanga di atas kotiledon (Tjitrosomo, 1994).
         Kotiledon dan plumula pada kacang tidak ditekan dari tanah tetapi ditarik keluar oleh pertumbuhan hipokotil, jadi luka pada pucuk dapat dicegah. Cara pencegahan ini atau pun mekanisme lain yang melindungi apeks batangnya merupakan hal yang biasa pada perkecambahan biji (Tjitrosomo, 1994).
         Bahan makanan yang ditampung dalam kotiledon sedikit demi sedikit diuraikan dan dipindahkan ke tempat-tempat lain pada bibit tanaman yang tumbuh dengan cepat. Kotiledo yang berdaging pada kacang menjadi berwarna hijau karena cahaya, tetapi banyaknya bahan makanan yang disintesis dapat diabaikan, karena bahan makanan yang terakumulasi itu dipakai habis, sehingga secara berangsur menjadi kayu dan akhirnya jatuh (Tjitrosomo, 1994).
        Bahan makanan yang terkumpul pada biji-biji terdapat pada endosperma, dan kegiatan utama kotiledon ialah peruraian dan translokasi makanan cadangan ini untuk pertumbuhan bibit tanaman. Pada perkecambahan jagung dan beberapa anggota famili rumput-rumputan, butir-butirnya yang mengandung perisai atau scutelum dan sisa-sisa endosperma, tetap tertinggal didalam tanah (Tjitrosomo, 1994).
       Sistem perakaran primer, yang dibentuk oleh radikula, tidak pernah menjadi besar dan dapat digunakan untuk sementara. Akar-akar primer ini dilengkapi oleh sistem perakaran sekunder yang lebih kuat, yang terbentuk dari buku-buku bawah dari batang. Buku-buku ini adalah bagian dari plumula yang denagn demikian didorong menembus ke atas tanah pada waktu perkecambahan, jika akar-akar sekunder timbul pada saat gerakan ini, maka dapat dipastikan bahwa akar-akar tersebut akan rusak. Juga, daun-daun muda tumbuhan rumput-rumputan tidak akan mampu mendorong tanah untuk keluar kecuali jika tetap dilindungi oleh koleoptil. Mekanisme yang mengendalikan dan menggabungkan berbagai perkembangan tersebut merupakan peristiwa yang menarik (Tjitrosomo, 1994).
         Timbulnya tumbuhan rumput mudah dihasilkan oleh memanjang mesokotil. Struktur ini dipandang sebagai kombinasi antara hipokotil dan jaringan pada kotiledon yang mula-mula menghubungkan skutelum dan koleoptil. Perpanjangan mesokotil ini bergantung pada suplai bebas hormon tumbuh, yang biasanya bergerak ke bawah dari tempat pembentukan hormon di ujung koleoptil. Kadar hormon itu sedemikian hingga cukup merangsang pertumbuhan mesokotil, tetapi selalu tinggi sehingga menghambat pertumbuhan plumula dan akar-akar sekunder (Tjitrosomo, 1994).
       Menurut Tjitroepomo (2001), perkecambahan dapat dibedakan dalam dua macam.
1.    Perkecambahan di atas tanah (epigaeis), yaitu jika pada perkecambahan, karena pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga, daun lembaganya lalu terangkat ke atas, muncul di atas tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) daun lembaganya lalu berubah warnanaya menjadi hijau, dapat digunakan untuk asimilasi, tetapi umurnya tidak panjang, dan
2.    Perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis), bila daun lembaga tetap tinggal di dalam kulit biji, dan tetap di dalam tanah, seperti terdapat misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum L.)
                                                






BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.    Waktu dan Tempat Praktikum
      Praktikum Morfologi Tumbuhan mengenai Mengenal Organ Vegetatif Pada Kecambah dilaksanakan pada hari Senin, 01 Desember 2014 pukul 10.30-12.10 WIB dan bertempat pelaksanaan praktikum di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.

B.     Alat dan Bahan
     1.      Alat Praktikum
a. Buku catatan
b. Buku gambar
c. Alat tulis             
d. Silet/cutter
e. Loupe
f. Pensil warna
g. Kapas
h. 4 gelas plastik
     2.      Bahan Praktikum
a.4 biji jagung (Zea mays L), 4 biji kacang merah (Phaseorus vulgaris), 4 biji kacang kedelai (Soya max piper) , 4 biji kacang hijau (Phaseorus radiatus L)
                  d. Air

C.    Cara Kerja
1. Diambil satu persatu biji yang telah disiapkan, dibelah, dan diamati kotiledon, plumula dan radikula
2. Digambar hasil pengamatan tersebut pada kertas gambar
3. Diberi keterangan pada bagian-bagiannya
4. Diambil biji yang baru untuk diletakkan di dalam gelas yang telah terisi oleh kapas dan telah disiram dengan air
5. Diletakkan biji tersebuit di dalam gelas plastik
6. Diamati dari hari ke 1-5
7. Diberi keterangan dari hari ke hari
8. Dipotong dan digambar hasil pengamatan yang telah dilakukan






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
        A.    Hasil
      Tabel 1. Pengamatan Morfologi
No
Gambar
Keterangan
1
Biji kacang merah
(Phaseorus vulgaris)
a.       Pusar biji
b.      Tegma ( dalam)
c.       Testa (luar)
d.      Kotiledon







2
Biji kedelai
(Soya max piper)
a.       Pusar biji
b.      Tegma
c.       Testa
d.      Kotiledon (dikotil)













3
Biji kacang hijau
(Phaseopus radiatus L)
                                

















a.       Pusar biji
b.      Tegma (dalam)
c.       Testa (luar)
d.      Kotiledon (dikoti)








4
Biji jagung
(Zea mays L)
a.       Pusar biji
b.      Tegma (dalam)
c.       Endosperm (monokotil)








      Tabel 2. Pengamatan anatomi
No
Gambar
Keterangan
1
Kacang merah
(Phaerus vulgaris)
a.       Epikotil
b.      Plumula
c.       Hipokotil
d.      Kotiledon
e.       Radikula (bakal akar)
f.       Pusar biji
2
Kacang kedelai
(soya max piper)
a.       Epikotil
b.      Plumula
c.       Hipokotil
d.      Kotiledon
e.       Radikula
f.       Pusar biji


3
Kacang hijau
(Phaseorus radiatus L)














a.       Epikotil
b.      Plumula
c.       Hipokotil
d.      Kotiledon
e.       Radikula
f.       Pusar biji




4
Jagung (Zea mays L)
a.       Epigeal
b.      Plumula
c.       Endosperm
d.      Radikula
e.       Pusar biji






      Tabel 3. Pengamatan perkecambahan
Pengamatan
Pengamatan kecambah hari ke

Keterangan
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
Mengalami masa dormansi
0,1 cm
Mulai terjadi pembelahan
Tumbuh 2,6 cm
Tumbuh 2,9 cm
a.       Kedelai (Soya max piper)
b.      Perkecambanannya adalah epigel
c.       Pertumbuhan dan perkembangannya lambat

Mulai terlihat pertumbuhan 0,1 cm

Tumbuh 3,5 cm

Tumbuh 9 cm

Tumbuh 7,8 cm

Tuepigeal
Pertumbuhan mbuh 8,2 cm
a.       Kacang hijau (Phaseorus radialis L)
b.      Perkembangannya adalah epigeal
c.       Pertumbuhan dan perkembangannya lebih cepat dari tanaman/biji yang lain
Mulai terjadi pembelahan dan sudah melalui masa dormansi







Tumbuh 1,5 cm



Tumbuh 1,9 cm










Tumbuh 3,6 cm
Tumbuh 7,5 cm
a.       Jagung Zea mays L)
b.      Perkecambahannya adalah epigel
c.       Pertumbuhan dan perkembangannya cepat setelah kacang tanah


Mengenal masa dormansi
Mulai terjadi pembelahan
Tumbuh 0,8 cm
Tumbuh 1,7 cm
Tumbuh 2,8 cm
Kacang merah (Phaelus vulgaris L)
a.       Perkembangannya adalah epigeal
b.      Pertumbuhan dan perkembangannya lambat,dari beberapa sampel biji kacang merah hanya beberapa yang terdapat tumbuh

B.     Pembahasan       
       Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada morfologi biji kacang merah (Phaseorus vulgaris), biji kedelai (Soya max-piper), biji kacang hijau (Phaseorus radialis L.) terdapat pusar biji, tegma, tegma dan testa. pada biji jagung (Zea mays L.) terdapat pusar biji, tegma, testa, dan endosperm.
       Pada anatomi kacang merah (Phaseorus vulgaris), kacng kedelai (Soya max-piper), kacang hijau (Soya max-piper), kacang hijau (Phaseorus radialis L) terdapat epikotil, plumula, hipokotil, kotiledon, radikula dan pusar biji. Pada biji jagung (Zea mays L) terdapat epigeal, plumula, endosperm, radikula dan pusar biji.
       Pada pengamatan kecamabah hari pertama mengalami masa dormansi, mulai terlihat pertumbuhan 0,7 cm, mulai terjadi pembelahan dan sudah melalui masa dormansi, mengenali masa dormansi. Pada hari kedua mulai tumbuh 0,1 cm, tumbuh 3,5 cm, tumbuh 1,5 cm dan mulai terjadi pembelahan. Pada hari ketiga mulai terjadi pembelahan, tumbuh 9 cm, tumbuh 1,9 cm, tumbuh lagi 0,8 cm. Pada hari keempat tumbuh 2,6 cm tumbuh 8,2 cm tumbuh 7,5 cm dan tumbuh lagi 2,8 cm. Pada hari kelima tumbuh 29 cm, tumbuh 8,2 cm tumbuh 7,5 cm dan tumbuh lagi 2,8 cm.
       Pada kedelai (Soya max-piper) perkecambahannya dalah epigeal, pertumbuhan dan perkembangannya lambat. Pada kacang hijau (Phaseorus radialis L.) perkecambahannya adalah epigeal, pertumbuhan dan perkembangannya lebih cepat dari tanaman/biji lain. Pada jagung (Zea mays L.) perkembangannya adalah epigeal, pertumbuhan dan perkembangannya termasuk lambat, dari beberapa sampel biji kacang merah hanya beberapa yang dapat tumbuh.
       Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio atau munculnya plantula (tumbuhan kecil dari dalam biji). Perubahan embrio saat perkecambahan umumnya adalah radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar, selanjutnya plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang dan daun (Tjitrosoepomo, 2001).
       Pertumbuhan proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan disebabkan oleh adanya pembelahan sel (pertambahan jumlah sel) dan oleh adanya pembesaran sel (pertambahan ukuran sel). Pertumbuhan bersifat kuantitatif, yaitu dapat diukur menggunakan alat Auksanometer. Pertumbuhan tumbuhan berlangsung sepanjang hidupnya (Mulyani, 2006).
       Perkembangan adalah suatu proses menuju keadaan yang lebih dewasa atau terspesialisasinya sel-sel menuju ke struktur dan fungsi tertentu/proses perubahan bentuk (morfogenesis). Perkembangan ditandai dengan adanya kemampuan untuk berkembang biak. Perkembangan bersifat kualitatif, hanya bisa diukur dari perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan (Tjitrosomo, 1994).
       Menrut Tjitrosoepomo (2001), Berdasarkan letak kotiledon pada saat berkecambah, dikenal dua macam tipe perkecambahan, yaitu hipogeal dan epigeal.
      a.       Perkecambahan Hipogeal
Terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon tetap berada di dalam tanah.
      b.      Perkecambahan Epigeal
Terjadi pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah. Kotiledon berada di atas tanah.
            Kacang hijau (Phaseorus radialis L) Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Warna batang dancabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiridari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang,lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar padacabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berebentuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacanghijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinyakebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarnakuning, cokelat dan hitam. Tanaman kacang hijau berakar tunggangdengan akar cabang pada permukaan (Tjitrosomo, 1994)
         Biji kedelai (Soya max-piper) berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endospperma. Embrio terletak di antara keping biji.Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelaiumumnya bulat lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak  pipih. Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembanglebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan kesamping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm.Kedelai berbatang dengan tinggi 30±100 cm. Batang dapat membentuk 3-6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang,atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapatdibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate),dan setengah terbatas (semi-indeterminate)
         Biji jagung (Zea mays L)  kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada padaendospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupacampuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak  berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahansebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektinlebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa (Sutarmi, 1983).
         Menurut Sutarmi (1983), kacang merah merupakan salah satu jenis polong-polongan yang banyak dikonsumsi masyarakat dunia.  Secara morfologi, bagian atau organ-organ penting tanaman kacang merah adalah sebagai berikut :
a.       Akar tanaman, Perakarannya menjalar 1,5-2 m ke dalam tanah.
b.       Batang berupa Tanaman semusim atau terkadang menahun, forma yang menyemak tumbuh hingga 30 - 60 cm.
c.       Daun-daun majemuk beranak daun tiga, dengan anak daun bundar terus melancip, 5 - 19 cm x 3 - 11 cm. 
d.      Bunga dengan Perbungaan berupa tandan di ketiak, panjang hingga 15 cm, dengan banyak buku dan kuntum bunga, daun pelindung (brakteola) tidak rontok.  Bunga relatif kecil dengan kelopak bentuk lonceng, mahkota 0,7 - 1,0 cm, dengan bendera bentuk tudung, hijau pucat atau ungu, sayapnya putih atau ungu, tunasnya terlipat tajam, putih atau kadang-kadang berwarna. Benang sari 10 helai dalam dua tukal.  Polongan bentuk lonjong, 5 - 12 cm x 2,5 cm, biasanya melengkung, kadang-kadang dengan ujung serupa kail, berbiji 2 – 4 buah, dan
e.       Biji bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan warna, bentuk ginjal, belah ketupat, atau bundar, warna seragam, bebercak atau berbintik, putih, hijau, kuning, cokelat, merah, hitam, atau ungu, acap dengan garis-garis yang memencar dari hilum.
                                                                              




BAB V
PENUTUP
                                                                          
A.    Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan dapat kami simpulan bahwa:
   1.      perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio atau munculnya plantula (tumbuhan kecil dari dalam biji). Perubahan embrio saat perkecambahan umumnya adalah radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar, selanjutnya plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang dan daun,/;
    2.      pada morfologi kacang merah (Phaseorus vulgaris), biji kedelai (Soya max piper), dan kacang hijau (Phaseorus radialis L) terdapat pusar biji, tegma, testa dan kotiledon. Pada biji jagung (Zea mays L) terdapat pusar biji, tegma, dan endosperm, dan/;
     3.      pada anatomi kacang merah (Phaseorus vulgaris), kacang kedelai (Soya max piper), dan kacang hijau (Phaseorus radialis L) terdapat plumula, epikotil, kotiledon, hipokotil, radikula dan pusar biji. Pada biji jagung (Zea mays L) terdapat epigeal, plumula, endosperm, radikula, dan pusar biji.





DAFTAR PUSTAKA
Gardner P, dkk. 1991.  Physiology of crop  plants. Jakarta: Universitas Indonesia   Press.
Mulyani, Sri. 2006.Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisus.
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Sasmitamihardja D,SiregarA (1996)Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Sutarmi, S.1983. Botani Umum Jilid II. Bandung: Angkasa.
Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Tjitrosomo, G. 1994. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar