BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sering
kali kita jumpai berbagai macam bunga yang ada disekitar kita seperti bunga
sepatu (Hibiscus rosa sinensis), bunga tasbih (Canna sp), ranting
alamanda (Allamanda cathartica L), bunga kertas (Bougenvilla lotus L),
bunga teratai (Nymphae lotus), dan lain-lain.
Pada bunga tersebut banyak
sekali manfaatnya salah satu satu sebagai hiasan rumah dan lain-lain.
Bunga (flos)
atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji
tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk
menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence.
Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga
yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun
bunga majemuk disebut floret (Rosanti, 2013).
Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan,
bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji. Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti
dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji. Beberapa bunga memiliki warna yang cerah yang
berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain
menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk
membantu penyerbukan. Bunga terdiri atas bagian yang steril dan bagian yang fertil
(reproduktif). Bagian steril meliputi sejumlah helai daun kelopak (sepal), kumpulannya disebut kaliks, dan sejumlah
helai daun mahkota (petal),
kumpulannya disebut korola. Kaliks dan korola, bersama-sama disebut
perhiasan bunga (periant). Jika periant tidak terbagi menjadi kaliks
dan korola, setiap helaiannya disebut tepal. Bagian reproduktif adalah benang
sari atau stamen (mikrosporofil) dan daun buah atau
karpel (megasporofil). Keseluruhan stamen
disebut andresium dan keseluruhan karpel disebut ginesium. (Rosanti, 2013).
Bakal biji
itu dalam bakal buah terdapat pada bagian khusus yang menjadi pendukung bakal
biji tadi. Bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal
biji dinamakan tembuni (placenta). Letak tembuni (jadi juga bakal bijinya) di
dalam bakal buah berbeda-beda. Dalam menyebutkan letak tembuni seringkali
diperhatikan pula letak tembuni itu pada daun buah yang menjadi penyusun bakal
buah tadi. Bakal biji atau calon biji sendiri duduk pada
tembuni dengan cara yang berbeda-beda pula. biji terdapat dalam bakal buah,
yang merupakan badan yang tertutup, jadi bakal biji tidak tampak dari luar (Setjo,
2004).
B. Tujuan
Adapun
tujuan praktikum morfologi tentang bagian-bagian daun:
1.
untuk membuat rumus bunga dan diagram
bunga
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Diagram Bunga
Menurut
Tjitrosoepomo (2009), Diagram bunga ialah suatu gambar
proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang,
jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-daun
kelopak tajuk bunga, benang sari, dan putik. Perlu diperhatikan, bahwa lazimnya,
dari daun-daun kelopak dan tajuk bunga di gambarkan penampang melintang bagian
tengah-tengahnya, sedangkan dari benang sari digambarkan penampang kepala sari,
dan dari putik penampang melintang bakal buahnya. Dari diagram
bunga itu selanjutnya dapat diketahui
pula jumlahmasing-masing bagian bungatadi dan bagaimana letak dan susunannya
antara yang satu dengan yang lain. Dalam
diagram bunga, masing-masing bagian harus digambarkan sedemikian rupa, sehingga
tidak mungkin dua bagian bunga yang berlainan digambarkan dengan lambing yang
sama. Jika kita hendak membuat diagram bunga, kita harus memperhatikan hal-hal
berikut.
1. Letak bunga pada tumbuhan dalam hubungannya dengan
perencanaan suatu
diagram, kita hanya membedakan dua macam letak bunga:
a.
bunga pada
ujung batang atau cabang (flosterminalis).
b.
bunga yang
terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris),
2. Bagian-bagiann
bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam berapa lingkaran.
Dalam membicarakan tentang
bunga dan bagian-bagiannya, telah diterangkan, bahwa bagian-bagian bunga duduk
diatas dasar bunga, masing-masing teratur dalam satu lingkaran atau lebih.
Dalam diagram bunga, masing-masaing bagian harus digambarkan sedemikian rupa,
sehingga tidak mungkin dua bagian bunga yang berlainan digambarkan dengan
gambar yang sama. Mengingat, bahwa yang digambar pada diagram itu
penampang-penampang melintang masing-masing bagian bunga yang telah dijelaskan
diatas (Tjitrosoepomo, 2009).
Jika dari bunga yang hendak kita buat
diagramnya telah kita tentukan kedua hal tersebut, kita mulai dengan membuat
sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk
bagian-bagian bunganya. Kemudian melalui titik pusat lingkaran-lingakran yang
konsentris itu kita buat garis tegak lurus (vertikal). Untuk bunga di ketiak
daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga,
sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun,
yang dari ketiaknya muncul bunga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada
garis yang menggambarkan bidang median itu disebelah atas lingkaran yang
terluar digambarkan secara skematik penampang melintang batang (digambarkan
sebagai lingkaran kecil) dan disebelah bawahnya gambar skematik daun
pelindungnya. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke
dalam digambarkan daun-daun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari, dan yang
terakhir penampang melintang bakal buah (Tjitrosoepomo,
2009).
B. Rumus Bunga
Menurut Rosanti (2013), rumus bunga
merupakan gambaran tentang keadaan suatu bunga. Rumus bunga menunjukkan keadaan
kelopak bunga, mahkota bunga, organ-organ reproduktifnya, dan simetrinya. Bila bunga
merupakan bunga majemuk, untuk menghitung rumus bunga dilakukan terhadap satu
bunga saja, yang mewakili keseluruhan bunga majemuk. Susunan rumus bunga
menyatakan posisi bunga mulai dari tangkai bunga sampai ke putik. Secara
berturut-turut, rumus bunga dimulai dari kelamin bunga tersebut, yang
ditunjukkan oleh organ reproduktifnya. Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus
bunga memberitahukan sifat bunga yang bertalian dengan simetrisnya atau jenis
kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan nama bagian bunga, sedang
angka-angka menunjukkan jumlah masing-masing bagian bunga. Disamping itu masih
terdapat lambang-lambang lain lagi yang memperlihatkan hubungan bagian-bagian
bunga satu sama lain. Oleh suatu rumus bunga hanya dapat ditunjukkan hal-hal
mengenai 4 bagian pokok bunga sebagai berikut.
1.
Kelopak, yang
dinyatakan dengan huruf K singaktan kata kalix (calix), yang merupakan istilah ilmiah untuk kelopak.
2.
Tajuk atau
mahkota, yang dinyatakan dengan huruf C singkatan kata corolla(istilah
untuk mahkota bunga)
3.
Benang-benang
sari yang dinyatakan dengan huruf A singkatan kataandroecium (istilah
ilmiah untuk alat-alat jantan pada bunga).
4.
Putik yang
dinyatakan dengan huruf G singakatan kata gymnaecium (istilah
untuk alat betina pada bunga).
Jika kelopak dan mahkota
sama, baik bentuk maupun warnanya, kita lalu mempergunakan huruf lain untuk
menyatakan bagian tersebut, yaiut huruf P singkatan kata perigonium (tenda
bunga). Dibelakang huruf-huruf tadi lalu ditaruhkan angka-angka yang
menunjukkan jumlah masing-masing bagian tadi dan diantara dua bagian bunga yang
digambarkan dengan huruf dan angka itu ditaruh koma. Jika bunga misalnya
mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari dan putik yang terjadi
dari sehelai daun buah. Maka rumusnya adalah (Tjitrosoepomo, 2009).
K 5. C 5. A 10. G 1
Jika kita mengambil contoh lain yaitu
bunga yang mempunyai tenda bunga. Misalnya, lilia gereja (Lilium
longiflorum Thunb.) yang mempunyai 6 daun tenda bunga, 6 benang sari
dan sebuah putik yang terjadi dari 3 daun buah. Maka rumusnya adalah
(Tjitrosoepomo, 2009).
P 6. A 6. G 3
Didepan rumus hendaknya diberi tanda
yang menunjukkan simetrei bunga. Biasanya hanya diberikan dua macam tanda
simetri. Yaitu, ‘ untuk bunga yang bersimetri banyak (octinomorphus) dan
tanda untuk bunga yang bersimetri
satu (zygomorphus). Jadi, dalam hal rumus bunga merak yang
bersifat zigomorf, rumusnya menjadi:
K 5. A 5. A 10. G 1.
Sedangkan, bunga lilia gereja yang bersifat aktinomorf rumusnya menjadi:
‘ P 6. A 6. G 3.
Selain lambang-lambang yang telah
diuraikan di atas dalam menyusun suatu rumus bunga masih ada lambang lain lagi,
yaitu lambang untuk menyatakan duduknya bakal buah (jadi juga putiknya). Untuk
bakal buah yang menumpang di bawah angka yang menunjukkan bilangan daun buah,
dibuat suatu garis (bilangan yang menunjukkan jumlah daun buah terletak di atas
garis), sedangkan untuk bakal buah yang
tenggelam garis ditaruh di ats angka tadi. Untuk bakal buah yang setengah
tenggelam tidak ada tanda khusus, atau dapat ditafsirkan sebagai setengah
tenggelam, jika untuk bakal buah tidak ada pernyataan menumpang (Setjo, 2004).
Bunga terdiri atas bagian yang steril
dan bagian yang fertil (reproduktif). Bagian steril meliputi sejumlah helai
daun kelopak (sepal), kumpulannya disebut kaliks, dan sejumlah helai
daun mahkota (petal), kumpulannya disebut korola. Kaliks dan korola,
bersama-sama disebut perhiasan bunga (periant). Jika periant tidak
terbagi menjadi kaliks dan korola, setiap helaiannya disebut tepal. Bagian
reproduktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan daun buah
atau karpel (megasporofil). Keseluruhan stamen disebut andresium dan
keseluruhan karpel disebut ginesium. Kelopak bunga dan mahkota bunga disebut
perhiasan bunga. sWarna perhiasan dan aroma bunga serta kelenjar madu berfungsi
sebagai alat pemikat agen penyerbuk. Agen penyerbuk dapat berupa serangga,
burung atau manusia. Alat kelamin berfungsi menghasilkan sel kelamin. Sel
kelamin jantan dihasilkan oleh benangsari, sedangkan sel kelamin betina
dihasilkan oleh putik. Kepala putik adalah tempat peristiwa jatuhnya serbuk
sari ke kepala putik. Tangkai putik merupakan saluran bagi serbuk sari menuju
ovarium.di dalam ovarium terdapat bakal biji yang di dalamnya terdapat sel telur.
Dalam ovarium terdapat satu atau lebih bakal biji bergantung pada jenis
tumbuhannya. Ovarium sekaligus merupakan bakal buahnya (Mulyani, 2006).
Bunga merupakan alat perkembangbiakan
pada tumbuhan Angiospermae. Bunga dibentuk oleh meristem ujung khusus yang
berkembang dari ujung pucuk vegetatif setelah dirangsang oleh faktor- faktor
internal dan eksternal untuk keperluan itu. Bunga mengandung organ-organ
tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan.
Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji merupakan
generasi yang berikut, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk penyebaran
individu-individu sesuatu spesies secara luas. Pada
bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga majemuk adalah
kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Peneliti seperti Wolff
dan Goethe di abad 18, de Candolle pada awal abad 19, dan penelitilain
menyatakan bahwa organ bunga merupakan turunan langsung dari helaian daun. Namun,
pendapat yang diterima sampai sekarang adalah daun dan batang merupakan satu
unit tunggal yang disebut shoot.
Perkembangan bunga paralel dengan cabang vegetatif, jadi tidak sebagai
turunannya. Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang
sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang
demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga
lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga. Ditinjau dari homologinya,
bunga diinterpretasikan sebagai suatu pucuk yang termodifikasi daunnya. Bunga
tediri atas sebuah sumbu tempat daun-daun (organ) bunga tumbuh. Bagian sumbu
batang atau ranting yang merupakan ruas yang berakhir dengan bunga disebut
tangkai bunga. Ujung distal tangkai bunga ini menggembung dengan panjang yang
beragam dan bagian ini disebut dasar bunga. Sebuah bunga yang khas mempunyai
empat macam organ. Bunga yang mempunyai organ kelopak, mahkota, stamen, dan
putik disebut bunga yang lengkap. Namun kebanyakan bunga mempunyai struktur
yang tidak lengkap, misalnya tidak mempunyai salah satu alat kelamin atau
keduanya. Bila hanya memiliki alat kelamin jantan saja disebut bunga jantan,
dan sebaliknya bila hanya memiliki putik saja disebut bunga betina. Bila kedua
macam bunga uniseksual itu terdapat pada satu tumbuhan maka disebut berumah
satu, bila terpisah disebut berumah dua. Tumbuhan yang mempunyai bunga sempurna
(biseksualis), bunga jantan dan bunga
betina disebut poligam (Mulyani, 2006).
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Morfologi
Tumbuhan mengenai Rumus dan Diagram Bunga dilaksanakan pada hari Senin, 01
Desember 2014 pukul 10.30-12.10 WIB dan bertempat di Laboratorium
Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Praktikum
a. Baki/nampan
b. Cutter/silet
c. Alat tulis
(penggaris, jangka, pensil,kertas)
2. Bahan Praktikum
a. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
b. Bunga tasbih (Canna sp)
c. Ranting alamanda
(Allamanda cathartica L)
d. Bunga kertas (Bougenvilla lotus L)
e. Bunga teratai (Nymphaea lotus L)
f. Bunga angrek
kalajengking (Arachis flos-aeris).
C.
Cara Kerja
1. Dipersiapkan semua alat dan bahan
2. Dibuat rumus
bunga dan diagram bunga dari bahan-bahan yang tersedia
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No
|
Rumus bunga
|
Keterangan
|
1
|
Bunga teratai
(Nymphaea
lotus L)
|
1. Kelopak (Calyx)
2. Mahkota atau tajuk (Corolla)
3. Benang sari (Androecium)
|
2
|
Ranting
alamanda (Allamanda cathartica L)
|
1. Mahkota atau
tajuk (Corolla)
2. Putik (Gynaecium)
3. Kelopak (Calyx)
4. Benang sari (Androecium)
|
3
|
Bunga tasbih (Canna sp)
|
1. Kelopak (Calyx)
2. Mahkota atau tajuk (Corolla)
3. Benang sari (Androecium)
|
4
|
Bunga mawar (Rosa sp.)
rumus bunga : ☿ K(5), C (∞), A (∞), G (∞).
|
1. Mahkota atau
tajuk (Corolla)
2. Putik (Gynaecium)
3. Kelopak (Calyx)
4. Benang sari (Androecium)
|
5
|
Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
rumus bunga: ☿ * K(5) C 5, A~, G5.
|
1. Kelopak (Calyx)
2. Putik (Gynaecium)
3. Mahkota (Corolla)
|
6
|
Bunga kertas (Bougenvilia spectabilis)
|
1. Benang sari (Androecium)
2. Mahkota atau
tajuk (Corolla)
3. Putik (gynaecium)
|
B. Pembahasan
Praktikum
morfologi tumbuhan tentang rumus dan diagram pada bunga, kami mengamati
berbagai macam bunga, yaitu bunga sepatu (Hibiscus
rosa sinensis), bunga tasbih (Canna sp.),
ranting alamanda (Allamanda cathartica L),
bunga kertas (Bougenviliaspectabilis),
bunga teratai (Nymphaea lotus L), dan
yang terakhir yaitu bunga mawar (Rosa sp.).
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, diketahui bahwa bunga sepatu merupakan bunga berjenis kelamin banci,
yaitu memiliki 2 alat kelamin sekaligus (hermaphroditus)
yaitu putik dan benang sari. Bunga ini terdiri dari kelopak, kelopak tambahan,
mahkota, putik dan benang sari. Kelopak (kalyx)
bunga ini sebanyak 7 buah dengan kelopak tambahan sebanyak 5 buah yang saling
berlekatan. Jumlah mahkotanya sebanyak 5 buah dan berwarna merah tua. Benang
sari (androecium) pada bunga ini
jumlahnya tak terhingga (∞) dan
putik (gynaecium) yang berjumlah 5
buah. Bakal buah berada dibawah mahkota bunga namun masih menupang di dasar
bunga. Bunga ini tumbuh pada ujung cabang. Mahkotanya berbentuk lanset. Serbuk
sarinya berwarna kuning. Berdasarkan jumlah dan letak kelopak, mahkota, benang
sari dan putik, bunga kembang sepatu dapat dirumuskan sebagai berikut☿ * K(5) C 5, A~, G5. Dari rumus tersebut dapat diterangkan bahwa pada
kembang sepatu merupakan bunga banci (hermaphroditus),terdapat
kelopak bunga (K) yang berjumlah 5 kelopak tambahan yang berlekatan, mahkota
bunganya (C) berjumlah 5 buah dan tidak berlekatan, jumlah benang sarinya (A)
tak terhingga saling berlekatan dan jumlah putiknya (G) 5 buah yang terletak
paling atas. Bakal buahnya tenggelam pada dasar bunga yang terjadi dari 5 daun
buah yang berlekatan. Bagian bunganya khususnya pada mahkotanya asimetri karena
pada tepi mahkotanya tidak beraturan bentuknya.
Menurut Rosanti
(2013), dalam tulisannya
berjudul Morfologi tumbuhan, ”Bunga sepatu termasuk bangsa malvales, mempunyai
ciri khas yaitu terdapatnya ‘columna’, yaitu bagian bunga yang terdiri dari
pelekatan bagian bawah tangkai sarinya membentuk badan yang menyelubungi putik
dan bagian pangkalnya berlekatan dengan pangkal daun-daun mahkota, sehingga
bila mahkota bunga ditarik keseluruhannya akan terlepas dari bunga bersama-sama
dengan benang-benang sari dengan meninggalkan kelopak dan bakal buah saja. Dari
hasil pengamatan diketahui bahwa bunga sepatu memiliki rumus bunga ♀↑K
(7 + (5)) + 6, C5, A(∽), G5.
Artinya bunga sepatu merupakan bunga banci, yaitu pada bunganya terdapat puitk
dan benang sari. Bersimetri 1, dan mempunyai 5 buah kelopak utama yang saling
berlekatan dan dilengkap dengan daun pelindung/ kelopak tambahan sebanyak 6
buah yang tidak saling berlekatan, 5 buah mahkota bunga yang juga tidak
berlekatan. Bengan sarinya sangat banyak dan saling berlekatan.”
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, diketahui bahwa bunga tasbih merupakan bunga majemuk yang mempunyai
karangan bunga yang kerap kali bercabang, bunga dalam bulir atau tandan,
tangkainya pendek atau duduk, kelopak daun tidak sama dan kerap kali berwarna
seperti mahkota, akan tetapi ukurannya lebih kecil. Bunga tasbih berjenis kelamin banci (hermaphroditus) karena dalam satu bunga
terdapat 2 alat kelamin sekaligus, yaitu alat kelamin jantan dan betina. Bunga
ini memiliki 3 kelopak yang tersusun dalam satu lingkaran. Mahkotanya juga
berjumlah 3 lembar dan tersusun dalam satu lingkaran. Benang sari berbentuk
lembaran yang menarik berjumlah 5 buah dan tersusun dalam satu lingkaran.
Putiknya berjumlah satu dengan bakal buah yang tenggelam. Bunga tasbih ini
bersifat tidak simetris (asimetris). Berdasarkan jumlah dan letak kelopak,
mahkota, benang sari dan putiknya, bunga tasbih dapat dirumuskan sebagai
berikut☿ K2, (C1
, A4, G(3). Dari rumus tersebut dapat diterangkan bahwa pada bunga tasbih
merupakan bunga banci (hermaphrodites),
terdapat kelopak bunga (K) yang berjumlah 2 yang tidak berlekatan, mahkota bunganya
(C) berjumlah 1 berlekatan dan 5
kelopak tambahan yang berlekatan buah dan tidak
berlekatan, jumlah benang sarinya (A) 5 dan tak berlekatan dan bentuknya
menyerupai mahkota dan jumlah putiknya (G) 3 buah yang terletak paling bawah.
Bakal buahnya tenggelam pada dasar bunga yang terjadi dari 3 daun buah yang
berlekatan. Bagian bunganya khususnya pada mahkotanya simetri banyak.
Menurut Tjitrosoepomo (2009),
dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:215), Suku Cannaceae, misalnya bunga
tasbih (Canna indica Hort.) ♀ * K 3, C 3, A 5, G (3).
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, bunga Alamanda merupakan bunga berjenis kelamin banci karena dalam 1
bunga terdapat dua alat kelamin sekaligus (hermaphrodit) yaitu putik dan benang
sari. Bunga ini memiliki 5 kelopak yang bebas satu sama lain dan terletak dalam
1 lingkaran. Mahkota bunga ada 5 lembar yang saling berlekatan satu sama lain
dan tersusun dalam 1 limgkaran. Mahkota bunga ini berbentuk membulat beraturan.
Benang sari jumlahnya 5 buah dan saling berlekatan. Mahkota bunga dan benang
sarinya saling berlekatan dengan putik berjumlah satu buah. Bunga ini
bersimetri banyak (polysimetris). Bunga ini tumbuh pada ujung cabang. Setiap
tangkai bunga terdapat lebih dari 2 bunga. Bunga Alamanda ini berwarna kuning
cerah. Ukurannya ada yang besar dan ada yang kecil, disesuaikan dengan ukuran
daunnya. Berdasarkan jumlah dan letak kelopak, mahkota, benang sari dan putik,
bunga alamanda dapat dirumuskan sebagai berikut ☿ asimetris, K 5, C (15), A (5)], G 1 artinya bunga alamanda termasuk
bunga banci yang memiliki simetri banyak, kelopak bunga terdiri atas 1
lingkaran berjumlah 5, Mahkota bunga berjumlah 15 serta benang sari berjumlah 5 saling berlekatan. Kemudian putik
berjumlah 1.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa bunga bogenvil atau bunga kertas
merupakan bunga berjenis kelamin banci atau memiliki dua alat kelamin
sekaligus, yaitu putik dan benang sari. Bunga
ini dapat disebut bunga tenda karena antara kelopak dan tajuk bunganya sulit
untuk dibedakan karena warna dan bentuknya yang sama. Bagian-bagian yang
menyusun tenda bunga disebut daun tenda bunga. Pada tanaman ini, tenda bunganya
ada 3 helaian. Sedangkan mahkotanya terletak di sebelah dalam tenda bunga,
berwarna putih, berbentuk seperti tabung dan berukuran kecil. Tabung pada
setiap 1 tenda bunga rata-rata 3 buah. Jumlah mahkota bunganya setiap tabung
sebanyak 14 helai dan berlekatan, benang sari sebanyak 6 dan putik sebanyak
satu. Bunga ini bersimetri banyak
(aktinomorf). Bunga ini dikatakan bersimetri banyak karena bunga ini dapat
dilipat lebih dari 1 kali lipatan dimana lipatan tersebut setangkup. Bunga ini
tumbuh pada ujung cabang. Setiap tangkai bunga terdapat lebih dari 2 bunga.
Bunga ini ada yang berwarna merah muda, putih dan jingga. Berdasarkan jumlah
dan letak kelopak, mahkota, benang sari dan putik bunga kertas dapat dirumuskan
sebagai berikut ☿↑ P 3+3+3, A8+8+8, G1+1+1. Dari rumus tersebut
dapat diterangkan bahwa pada kembang sepatu merupakan bunga banci (hermaphroditus) yang ditunjukkan oleh
lambang ☿, tidak terdapat kelopak bunga karena merupakan
bunga tabung, tenda bunganya (P) berjumlah 3 buah berdekatan dengan 3 ditambah 3, jumlah benang
sarinya (A) 8 berdekatan dengan 8 ditambah
8 yang berdekatan, panjang dari putik dan jumlah putiknya
(G) 1 buah yang terletak di dalam mahkota yang sangat pendek. Bakal buahnya tak
dapat diamati daun buahnya karena sangat kecil yang terletak menumpang pada
dasar bunga. Dari pengamatan bunga ini asimetri.
Menurut Rosanti (2013), dalam tulisannya yang berjudul Ranting
alamanda Allamanda cathartica L., ”dari hasil
pengamatan dapat diketahui bahwa bunga kertas (Bougenvile) terletak diujung,
namun ada pula yang terletak diketiak daun. Bunga ini daun pemikatnya ditempeli oleh satu bunga tabung untuk setiap
satu daun pemikat. Rumus bunganya adalah ♀↑ K(5), C(5), A7, G1, artinya
bunga kertas merupakan bunga banci yang bersimetri 1, memiliki 5 buah mahkota
yang saling berlekatan dengan benang sari yang tak terhingga/ banyak dan 1 buah
putik yang tidak berlekatan. Tanaman ini merupakan tumbuhan liana yang kokoh
dan menjauhi batang.”
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, diketahui bahwa bunga teratai merupakan bunga berjenis kelamin banci
(hermaphroditus) karena memiliki 2
alat kelamin sekaligus, yaitu benang dan putik. Bunga ini terdiri dari tenda
bunga, putik dan benang sari. Bunga ini tidak memiliki kelopak dan mahkota.
Tenda bunga ini berjumlah 34 dengan susunan melingkar ke atas dan setiap susun
terdiri dari 4-8 helai tenda bunga. Semakin ke atas, ukuran tenda bunga semakin
kecil, tetapi tetap beraturan. Tenda bunga tanaman ini tidak berlekatan, tetapi
berdiri sendiri. Bunga ini memiliki benang sari yang jumlahnya tak terhingga
dan putik sebanyak 15 buah. Bunga ini bersifat simetri banyak, artinya, dapat
dilipat setangkup lebih dari dua kali/dua posisi. Berdasarkan jumlah dan letak
tenda bunga (perigonium), benang sari, dan putik, bunga teratai dapat
dirumuskan sebagai berikut ♂ * K(4), C12, An. Dari rumus bunganya berarti
bunga teratai juga merupakan bunga banci (hermaphroditus)
yang bersimetri banyak (actinomorphus),
dan memiliki tenda bunga yang banyak yaitu 34 buah terpisah yang terbagi
menjadi 6 lingkaran yang masing-masing lingkaran terdapat 4 buah tenda bunga. Bunga pada teratai tidak memiliki kelopak dan mahkota karena digantikan
oleh tenda bunga (perigonium). Benang
sarinya (A) berjumlah tak terhingga dan putiknya berjumlah 1 buah.
Menurut Rosanti (2009), dalam tulisannya berjudul Morfologi tumbuhan, ”Dari
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa bunga teratai mempunyai rumus bunga ♂↑P(4 + 4 + 8 + 8 + 8 + 8), A∽, G1.
Artinya bunga teratai merupakan bunga jantan (hanya memiliki benang sari) yang
bersimetri 1, seta memiliki benang sari yang sangat banyak/ tak terhingga.
Tenda bunga berwarna putih. Bentuk tenda bunga yaitu jorong, tidak saling
berlekatan satu sama lain, dan terletak berseling. Memiliki banyak benang sari
yang terkumpul berbentuk pipih, terletak disebelah dalam tenda bunga.”
Disini terdapat perbedaan, pada literatur mengatakan bahwa bunga teratai
merupakan bunga jantan, namun menurut saya bunga teratai merupakan bunga banci,
karena adanya benang sari dan putik. Putiknya ketika dibelah juga terdapat
banyak putik sekitar 15 buah.
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, diketahui bahwa bunga mawar merupakan (Rosa sp.) bunga berjenis kelamin banci (hermaphroditus), dan bersimetri satu (zygomorf).
Bunga ini tidak memiliki mahkota dan kelopak, akan tetapi bunga ini memiliki 5 tenda bunga yang tersusun
dalam satu lingkaran. Bentuk tenda bunganya memanjang yang bentuk dan ukurannya
tidak sama. Ukuran tenda bunganya ada yang panjang dan ada yang pendek. Pada
tenda bunga ini terdapat bintik-bintik cokelat diseluruh permukaannya. Bunga
ini memiliki 2 benang sari dan 1 putik. Benang sarinya dilindungi oleh sebuah
penutup, dan putik berada di atas penutup tersebut. Bunga ini tumbuh pada
tangkainya. Setiap tangkai terdapat lebih dari 3 atau lebih bunga, sehingga
bunga ini dikelompokkan dalam bunga majemuk.
Berdasarkan jumlah dan letak
kelopak, mahkota, benang sari dan putik, bunga mawar dapat dirumuskan sebagai
berikut☿ K(5), C (∞), A (∞), G (∞).
Menurut Tjitrosoepomo (2009), dalam tulisannya berjudul Morfologi tumbuhan,
”Bunga ini termasuk bunga majemuk berkelamin dua, zygomorf, mempunyai benang
sari dan kepala putik yang terletak pada suatu kotak dan pada tenda bunga
mempunyai serupa tajuk dan warnanya bermacam – macam. Seperti warna tajuk
bunga. Bunganya banyak terdapat pada setiap tangkai dan berbentuk seperti
kalajengking. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa bunga anggrek
mempunyai rumus bunga ♀↑P5, A1, G1.
Artinya bunga ini merupakan bunga banci yang bersimetri 1, memiliki 5 buah daun
tenda bunga yang tidak berlekatan, 2 buah benang sari dan 2 buah putik yang
juga tidak saling berlekatan.”
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis
data, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. diagram bunga
merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian yang dipotong
melintang yaitu daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, juga
bagian-bagian lain.
2. rumus bunga
adalah lambang-lambang yang digunakan untuk menunjukkan sifat-sifat bunga
seperti jenis kelamin bunga, simetri dan jumlah bagian-bagian bunga (kelopak,
benang sari dll), contoh:
a) bunga alamanda
(Allamanda cathartica L) dengan rumus
bunga:☿ asimetris, K5, C (5), G1, A5.
b) bunga kertas (Bougeinvillea spectabilis) dengan rumus
bunga:☿, ↑, P3+3+3,
A8+8+8, G1+1+1
c) bunga mawar (Rosa sp.) dengan rumus bunga : ☿ K(5), C (∞), A (∞), G (∞).
d) bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dengan rumus
bunga: ☿ * K(5) C 5, A~, G5.
e) bunga tasbih (Canna sp.) memiliki rumus bunga: ☿ K2, (C1
, A4, G(3).
f) bunga teratai (Nymphaea lotus L.) dengan rumus bunga: ♂ * K(4), C12, An.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,
Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan
Berbiji. Bandung: ITB.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisus
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Tjitrosoepomo, G. 2009 . Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Setjo,
susetyoadi, dkk.2004. Anatomi Tumbuhan.
Malang: JICA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar