Kamis, 25 Juni 2015

laporan praktikum mortum: rumus dan diagram bunga

BAB I
PENDAHULUAN 
      A.    Latar Belakang
      Sering kali kita jumpai berbagai macam bunga yang ada disekitar kita seperti bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis), bunga tasbih (Canna sp), ranting alamanda (Allamanda cathartica L), bunga kertas (Bougenvilla lotus L), bunga teratai (Nymphae lotus), dan lain-lain.
Pada bunga tersebut banyak sekali manfaatnya salah satu satu sebagai hiasan rumah dan lain-lain.
      Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence.

Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret (Rosanti,  2013).

      Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji. Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji. Beberapa bunga memiliki warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Bunga terdiri atas bagian yang steril dan bagian yang fertil (reproduktif). Bagian steril meliputi sejumlah helai daun kelopak (sepal), kumpulannya disebut kaliks, dan sejumlah helai daun mahkota (petal), kumpulannya disebut korola. Kaliks dan korola, bersama-sama disebut perhiasan bunga (periant). Jika periant tidak terbagi menjadi kaliks dan korola, setiap helaiannya disebut tepal. Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan daun buah atau karpel (megasporofil). Keseluruhan stamen disebut andresium dan keseluruhan karpel disebut ginesium. (Rosanti,  2013).
Bakal biji itu dalam bakal buah terdapat pada bagian khusus yang menjadi pendukung bakal biji tadi. Bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal  biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji dinamakan tembuni (placenta). Letak tembuni (jadi juga bakal bijinya) di dalam bakal buah berbeda-beda. Dalam menyebutkan letak tembuni seringkali diperhatikan pula letak tembuni itu pada daun buah yang menjadi penyusun bakal buah tadi. Bakal biji atau calon biji sendiri duduk pada tembuni dengan cara yang berbeda-beda pula. biji terdapat dalam bakal buah, yang merupakan badan yang tertutup, jadi bakal biji tidak tampak dari luar (Setjo, 2004).

B.     Tujuan
     Adapun tujuan praktikum morfologi tentang bagian-bagian daun:
1.      untuk membuat rumus bunga dan diagram bunga




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Diagram Bunga
       Menurut Tjitrosoepomo (2009), Diagram bunga ialah suatu gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-daun kelopak  tajuk bunga, benang  sari, dan putik. Perlu diperhatikan, bahwa lazimnya, dari daun-daun kelopak dan tajuk bunga di gambarkan penampang melintang bagian tengah-tengahnya, sedangkan dari benang sari digambarkan penampang kepala sari, dan dari putik penampang melintang bakal buahnya. Dari diagram bunga itu selanjutnya dapat diketahui pula jumlahmasing-masing bagian bungatadi dan bagaimana letak dan susunannya antara yang satu dengan yang lain. Dalam diagram bunga, masing-masing bagian harus digambarkan sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin dua bagian bunga yang berlainan digambarkan dengan lambing yang sama. Jika kita hendak membuat diagram bunga, kita harus memperhatikan hal-hal berikut.
1. Letak bunga pada tumbuhan dalam hubungannya dengan perencanaan   suatu diagram, kita hanya membedakan dua macam letak bunga:
a.       bunga pada ujung batang atau cabang (flosterminalis).
b.      bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris),
2. Bagian-bagiann bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam berapa lingkaran.
        Dalam membicarakan tentang bunga dan bagian-bagiannya, telah diterangkan, bahwa bagian-bagian bunga duduk diatas dasar bunga, masing-masing teratur dalam satu lingkaran atau lebih. Dalam diagram bunga, masing-masaing bagian harus digambarkan sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin dua bagian bunga yang berlainan digambarkan dengan gambar yang sama. Mengingat, bahwa yang digambar pada diagram itu penampang-penampang melintang masing-masing bagian bunga yang telah dijelaskan diatas (Tjitrosoepomo, 2009).
           Jika dari bunga yang hendak kita buat diagramnya telah kita tentukan kedua hal tersebut, kita mulai dengan membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya. Kemudian melalui titik pusat lingkaran-lingakran yang konsentris itu kita buat garis tegak lurus (vertikal). Untuk bunga di ketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul bunga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada garis yang menggambarkan bidang median itu disebelah atas lingkaran yang terluar digambarkan secara skematik penampang melintang batang (digambarkan sebagai lingkaran kecil) dan disebelah bawahnya gambar skematik daun pelindungnya. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambarkan daun-daun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari, dan yang terakhir penampang melintang bakal buah  (Tjitrosoepomo, 2009).

B.     Rumus Bunga
          Menurut Rosanti (2013), rumus bunga merupakan gambaran tentang keadaan suatu bunga. Rumus bunga menunjukkan keadaan kelopak bunga, mahkota bunga, organ-organ reproduktifnya, dan simetrinya. Bila bunga merupakan bunga majemuk, untuk menghitung rumus bunga dilakukan terhadap satu bunga saja, yang mewakili keseluruhan bunga majemuk. Susunan rumus bunga menyatakan posisi bunga mulai dari tangkai bunga sampai ke putik. Secara berturut-turut, rumus bunga dimulai dari kelamin bunga tersebut, yang ditunjukkan oleh organ reproduktifnya. Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang bertalian dengan simetrisnya atau jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan nama bagian bunga, sedang angka-angka menunjukkan jumlah masing-masing bagian bunga. Disamping itu masih terdapat lambang-lambang lain lagi yang memperlihatkan hubungan bagian-bagian bunga satu sama lain. Oleh suatu rumus bunga hanya dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian pokok bunga sebagai berikut.
1.      Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singaktan kata kalix (calix),  yang merupakan istilah ilmiah untuk kelopak.
2.      Tajuk atau mahkota, yang dinyatakan dengan huruf C singkatan kata corolla(istilah untuk mahkota bunga)
3.      Benang-benang sari yang dinyatakan dengan huruf A singkatan kataandroecium (istilah ilmiah untuk alat-alat jantan pada bunga).
4.      Putik yang dinyatakan dengan huruf G singakatan kata gymnaecium (istilah untuk alat betina pada bunga).
        Jika kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya, kita lalu mempergunakan huruf lain untuk menyatakan bagian tersebut, yaiut huruf P singkatan kata perigonium (tenda bunga). Dibelakang huruf-huruf tadi lalu ditaruhkan angka-angka yang menunjukkan jumlah masing-masing bagian tadi dan diantara dua bagian bunga yang digambarkan dengan huruf dan angka itu ditaruh koma.  Jika bunga misalnya mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari dan putik yang terjadi dari sehelai daun buah. Maka rumusnya adalah (Tjitrosoepomo, 2009).
K 5. C 5. A 10. G 1
         Jika kita mengambil contoh lain yaitu bunga yang mempunyai tenda bunga. Misalnya, lilia gereja (Lilium longiflorum Thunb.) yang mempunyai 6 daun tenda bunga, 6 benang sari dan sebuah putik yang terjadi dari 3 daun buah. Maka rumusnya adalah (Tjitrosoepomo, 2009).
P 6. A 6. G 3
         Didepan rumus hendaknya diberi tanda yang menunjukkan simetrei bunga. Biasanya hanya diberikan dua macam tanda simetri. Yaitu, ‘ untuk bunga yang bersimetri banyak (octinomorphus) dan tanda  untuk bunga yang bersimetri satu (zygomorphus). Jadi, dalam hal rumus bunga merak yang bersifat zigomorf, rumusnya menjadi:
 K 5. A 5. A 10. G 1.
Sedangkan, bunga lilia gereja yang bersifat aktinomorf rumusnya menjadi:
‘ P 6. A 6. G 3.
        Selain lambang-lambang yang telah diuraikan di atas dalam menyusun suatu rumus bunga masih ada lambang lain lagi, yaitu lambang untuk menyatakan duduknya bakal buah (jadi juga putiknya). Untuk bakal buah yang menumpang di bawah angka yang menunjukkan bilangan daun buah, dibuat suatu garis (bilangan yang menunjukkan jumlah daun buah terletak di atas garis),  sedangkan untuk bakal buah yang tenggelam garis ditaruh di ats angka tadi. Untuk bakal buah yang setengah tenggelam tidak ada tanda khusus, atau dapat ditafsirkan sebagai setengah tenggelam, jika untuk bakal buah tidak ada pernyataan menumpang (Setjo, 2004).     
       Bunga terdiri atas bagian yang steril dan bagian yang fertil (reproduktif). Bagian steril meliputi sejumlah helai daun kelopak (sepal), kumpulannya disebut kaliks, dan sejumlah helai daun mahkota (petal), kumpulannya disebut korola. Kaliks dan korola, bersama-sama disebut perhiasan bunga (periant). Jika periant tidak terbagi menjadi kaliks dan korola, setiap helaiannya disebut tepal. Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan daun buah atau karpel (megasporofil). Keseluruhan stamen disebut andresium dan keseluruhan karpel disebut ginesium. Kelopak bunga dan mahkota bunga disebut perhiasan bunga. sWarna perhiasan dan aroma bunga serta kelenjar madu berfungsi sebagai alat pemikat agen penyerbuk. Agen penyerbuk dapat berupa serangga, burung atau manusia. Alat kelamin berfungsi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin jantan dihasilkan oleh benangsari, sedangkan sel kelamin betina dihasilkan oleh putik. Kepala putik adalah tempat peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Tangkai putik merupakan saluran bagi serbuk sari menuju ovarium.di dalam ovarium terdapat bakal biji yang di dalamnya terdapat sel telur. Dalam ovarium terdapat satu atau lebih bakal biji bergantung pada jenis tumbuhannya. Ovarium sekaligus merupakan bakal buahnya (Mulyani, 2006).
      Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan Angiospermae. Bunga dibentuk oleh meristem ujung khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif setelah dirangsang oleh faktor- faktor internal dan eksternal untuk keperluan itu. Bunga mengandung organ-organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji merupakan generasi yang berikut, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk penyebaran individu-individu sesuatu spesies secara luas.                                                                                                                                                                                                                                       Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Peneliti seperti Wolff dan Goethe di abad 18, de Candolle pada awal abad 19, dan penelitilain menyatakan bahwa organ bunga merupakan turunan langsung dari helaian daun. Namun, pendapat yang diterima sampai sekarang adalah daun dan batang merupakan satu unit tunggal yang disebut shoot. Perkembangan bunga paralel dengan cabang vegetatif, jadi tidak sebagai turunannya. Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga. Ditinjau dari homologinya, bunga diinterpretasikan sebagai suatu pucuk yang termodifikasi daunnya. Bunga tediri atas sebuah sumbu tempat daun-daun (organ) bunga tumbuh. Bagian sumbu batang atau ranting yang merupakan ruas yang berakhir dengan bunga disebut tangkai bunga. Ujung distal tangkai bunga ini menggembung dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut dasar bunga. Sebuah bunga yang khas mempunyai empat macam organ. Bunga yang mempunyai organ kelopak, mahkota, stamen, dan putik disebut bunga yang lengkap. Namun kebanyakan bunga mempunyai struktur yang tidak lengkap, misalnya tidak mempunyai salah satu alat kelamin atau keduanya. Bila hanya memiliki alat kelamin jantan saja disebut bunga jantan, dan sebaliknya bila hanya memiliki putik saja disebut bunga betina. Bila kedua macam bunga uniseksual itu terdapat pada satu tumbuhan maka disebut berumah satu, bila terpisah disebut berumah dua. Tumbuhan yang mempunyai bunga sempurna (biseksualis), bunga jantan dan bunga betina disebut poligam (Mulyani, 2006).



BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.    Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Morfologi Tumbuhan mengenai Rumus dan Diagram Bunga dilaksanakan pada hari Senin, 01 Desember 2014 pukul 10.30-12.10 WIB dan bertempat di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.

B.     Alat dan Bahan
1.      Alat Praktikum
a. Baki/nampan
            b. Cutter/silet
                  c. Alat tulis (penggaris, jangka, pensil,kertas)
2.      Bahan Praktikum
a. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
                  b. Bunga tasbih (Canna sp)
                  c. Ranting alamanda (Allamanda cathartica L)
            d. Bunga kertas (Bougenvilla lotus L)
            e. Bunga teratai (Nymphaea lotus L)
                  f. Bunga angrek kalajengking (Arachis flos-aeris).

C.    Cara Kerja
1.   Dipersiapkan semua alat dan bahan
2. Dibuat rumus bunga dan diagram bunga dari bahan-bahan yang   tersedia






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
No
Rumus bunga
Keterangan
1
Bunga teratai
 (Nymphaea lotus L)


1.  Kelopak (Calyx)
2. Mahkota atau tajuk (Corolla)
3. Benang sari (Androecium)





2
Ranting alamanda (Allamanda cathartica L)









1. Mahkota atau tajuk (Corolla)
2. Putik  (Gynaecium)
3. Kelopak (Calyx)
4. Benang sari (Androecium)
3
Bunga tasbih (Canna sp)




1.  Kelopak (Calyx)
2. Mahkota atau tajuk (Corolla)
3. Benang sari (Androecium)





4
Bunga mawar (Rosa sp.)
rumus bunga : K(5), C (∞), A (∞), G (∞).





1. Mahkota atau tajuk (Corolla)
2. Putik  (Gynaecium)
3. Kelopak (Calyx)
4. Benang sari (Androecium)








5
Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
rumus bunga: * K(5) C 5, A~, G5.







1. Kelopak (Calyx)
2. Putik (Gynaecium)
3. Mahkota (Corolla)


















6
Bunga kertas (Bougenvilia spectabilis)







1. Benang sari (Androecium)
2. Mahkota atau tajuk (Corolla)
3. Putik (gynaecium)






B. Pembahasan
         Praktikum morfologi tumbuhan tentang rumus dan diagram pada bunga, kami mengamati berbagai macam bunga, yaitu bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis), bunga tasbih (Canna sp.), ranting alamanda (Allamanda cathartica L), bunga kertas (Bougenviliaspectabilis), bunga teratai (Nymphaea lotus L), dan yang terakhir yaitu bunga mawar (Rosa sp.).
 Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa bunga sepatu merupakan bunga berjenis kelamin banci, yaitu memiliki 2 alat kelamin sekaligus (hermaphroditus) yaitu putik dan benang sari. Bunga ini terdiri dari kelopak, kelopak tambahan, mahkota, putik dan benang sari. Kelopak (kalyx) bunga ini sebanyak 7 buah dengan kelopak tambahan sebanyak 5 buah yang saling berlekatan. Jumlah mahkotanya sebanyak 5 buah dan berwarna merah tua. Benang sari (androecium) pada bunga ini jumlahnya tak terhingga (∞) dan putik (gynaecium) yang berjumlah 5 buah. Bakal buah berada dibawah mahkota bunga namun masih menupang di dasar bunga. Bunga ini tumbuh pada ujung cabang. Mahkotanya berbentuk lanset. Serbuk sarinya berwarna kuning. Berdasarkan jumlah dan letak kelopak, mahkota, benang sari dan putik, bunga kembang sepatu dapat dirumuskan sebagai berikut * K(5) C 5, A~, G5. Dari rumus tersebut dapat diterangkan bahwa pada kembang sepatu merupakan bunga banci (hermaphroditus),terdapat kelopak bunga (K) yang berjumlah 5 kelopak tambahan yang berlekatan, mahkota bunganya (C) berjumlah 5 buah dan tidak berlekatan, jumlah benang sarinya (A) tak terhingga saling berlekatan dan jumlah putiknya (G) 5 buah yang terletak paling atas. Bakal buahnya tenggelam pada dasar bunga yang terjadi dari 5 daun buah yang berlekatan. Bagian bunganya khususnya pada mahkotanya asimetri karena pada tepi mahkotanya tidak beraturan bentuknya.
  Menurut Rosanti (2013), dalam tulisannya berjudul Morfologi tumbuhan, ”Bunga sepatu termasuk bangsa malvales, mempunyai ciri khas yaitu terdapatnya ‘columna’, yaitu bagian bunga yang terdiri dari pelekatan bagian bawah tangkai sarinya membentuk badan yang menyelubungi putik dan bagian pangkalnya berlekatan dengan pangkal daun-daun mahkota, sehingga bila mahkota bunga ditarik keseluruhannya akan terlepas dari bunga bersama-sama dengan benang-benang sari dengan meninggalkan kelopak dan bakal buah saja. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa bunga sepatu memiliki rumus bunga ↑K (7 + (5)) + 6, C5, A(), G5. Artinya bunga sepatu merupakan bunga banci, yaitu pada bunganya terdapat puitk dan benang sari. Bersimetri 1, dan mempunyai 5 buah kelopak utama yang saling berlekatan dan dilengkap dengan daun pelindung/ kelopak tambahan sebanyak 6 buah yang tidak saling berlekatan, 5 buah mahkota bunga yang juga tidak berlekatan. Bengan sarinya sangat banyak dan saling berlekatan.”
  Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa bunga tasbih merupakan bunga majemuk yang mempunyai karangan bunga yang kerap kali bercabang, bunga dalam bulir atau tandan, tangkainya pendek atau duduk, kelopak daun tidak sama dan kerap kali berwarna seperti mahkota, akan tetapi ukurannya lebih kecil.  Bunga tasbih berjenis kelamin banci (hermaphroditus) karena dalam satu bunga terdapat 2 alat kelamin sekaligus, yaitu alat kelamin jantan dan betina. Bunga ini memiliki 3 kelopak yang tersusun dalam satu lingkaran. Mahkotanya juga berjumlah 3 lembar dan tersusun dalam satu lingkaran. Benang sari berbentuk lembaran yang menarik berjumlah 5 buah dan tersusun dalam satu lingkaran. Putiknya berjumlah satu dengan bakal buah yang tenggelam. Bunga tasbih ini bersifat tidak simetris (asimetris). Berdasarkan jumlah dan letak kelopak, mahkota, benang sari dan putiknya, bunga tasbih dapat dirumuskan sebagai berikut K2, (C1 , A4, G(3). Dari rumus tersebut dapat diterangkan bahwa pada bunga tasbih merupakan bunga banci (hermaphrodites), terdapat kelopak bunga (K) yang berjumlah 2 yang tidak berlekatan, mahkota bunganya (C) berjumlah 1 berlekatan dan 5 kelopak tambahan yang berlekatan buah dan tidak berlekatan, jumlah benang sarinya (A) 5 dan tak berlekatan dan bentuknya menyerupai mahkota dan jumlah putiknya (G) 3 buah yang terletak paling bawah. Bakal buahnya tenggelam pada dasar bunga yang terjadi dari 3 daun buah yang berlekatan. Bagian bunganya khususnya pada mahkotanya simetri banyak.
   Menurut Tjitrosoepomo (2009), dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:215), Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica Hort.) * K 3, C 3, A 5, G (3).
   Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, bunga Alamanda merupakan bunga berjenis kelamin banci karena dalam 1 bunga terdapat dua alat kelamin sekaligus (hermaphrodit) yaitu putik dan benang sari. Bunga ini memiliki 5 kelopak yang bebas satu sama lain dan terletak dalam 1 lingkaran. Mahkota bunga ada 5 lembar yang saling berlekatan satu sama lain dan tersusun dalam 1 limgkaran. Mahkota bunga ini berbentuk membulat beraturan. Benang sari jumlahnya 5 buah dan saling berlekatan. Mahkota bunga dan benang sarinya saling berlekatan dengan putik berjumlah satu buah. Bunga ini bersimetri banyak (polysimetris). Bunga ini tumbuh pada ujung cabang. Setiap tangkai bunga terdapat lebih dari 2 bunga. Bunga Alamanda ini berwarna kuning cerah. Ukurannya ada yang besar dan ada yang kecil, disesuaikan dengan ukuran daunnya. Berdasarkan jumlah dan letak kelopak, mahkota, benang sari dan putik, bunga alamanda dapat dirumuskan sebagai berikut asimetris, K 5, C (15), A (5)], G 1 artinya bunga alamanda termasuk bunga banci yang memiliki simetri banyak, kelopak bunga terdiri atas 1 lingkaran berjumlah 5, Mahkota bunga berjumlah 15 serta benang sari  berjumlah 5 saling berlekatan. Kemudian putik berjumlah 1.
  Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa bunga bogenvil atau bunga kertas merupakan bunga berjenis kelamin banci atau memiliki dua alat kelamin sekaligus, yaitu putik dan benang sari. Bunga ini dapat disebut bunga tenda karena antara kelopak dan tajuk bunganya sulit untuk dibedakan karena warna dan bentuknya yang sama. Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga disebut daun tenda bunga. Pada tanaman ini, tenda bunganya ada 3 helaian. Sedangkan mahkotanya terletak di sebelah dalam tenda bunga, berwarna putih, berbentuk seperti tabung dan berukuran kecil. Tabung pada setiap 1 tenda bunga rata-rata 3 buah. Jumlah mahkota bunganya setiap tabung sebanyak 14 helai dan berlekatan, benang sari sebanyak 6 dan putik sebanyak satu.  Bunga ini bersimetri banyak (aktinomorf). Bunga ini dikatakan bersimetri banyak karena bunga ini dapat dilipat lebih dari 1 kali lipatan dimana lipatan tersebut setangkup. Bunga ini tumbuh pada ujung cabang. Setiap tangkai bunga terdapat lebih dari 2 bunga. Bunga ini ada yang berwarna merah muda, putih dan jingga. Berdasarkan jumlah dan letak kelopak, mahkota, benang sari dan putik bunga kertas dapat dirumuskan sebagai berikut P 3+3+3, A8+8+8, G1+1+1. Dari rumus tersebut dapat diterangkan bahwa pada kembang sepatu merupakan bunga banci (hermaphroditus) yang ditunjukkan oleh lambang ,  tidak terdapat kelopak bunga karena merupakan bunga tabung, tenda bunganya (P) berjumlah 3 buah berdekatan dengan 3 ditambah 3, jumlah benang sarinya (A) 8 berdekatan dengan 8 ditambah 8 yang berdekatan, panjang dari putik dan jumlah putiknya (G) 1 buah yang terletak di dalam mahkota yang sangat pendek. Bakal buahnya tak dapat diamati daun buahnya karena sangat kecil yang terletak menumpang pada dasar bunga. Dari pengamatan bunga ini asimetri.
  Menurut Rosanti (2013), dalam tulisannya yang berjudul Ranting alamanda Allamanda cathartica L., ”dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa bunga kertas (Bougenvile) terletak diujung, namun ada pula yang terletak diketiak daun. Bunga ini daun pemikatnya ditempeli oleh satu bunga tabung untuk setiap satu daun pemikat. Rumus bunganya adalah K(5), C(5), A7, G1, artinya bunga kertas merupakan bunga banci yang bersimetri 1, memiliki 5 buah mahkota yang saling berlekatan dengan benang sari yang tak terhingga/ banyak dan 1 buah putik yang tidak berlekatan. Tanaman ini merupakan tumbuhan liana yang kokoh dan menjauhi batang.”
  Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa bunga teratai merupakan bunga berjenis kelamin banci (hermaphroditus) karena memiliki 2 alat kelamin sekaligus, yaitu benang dan putik. Bunga ini terdiri dari tenda bunga, putik dan benang sari. Bunga ini tidak memiliki kelopak dan mahkota. Tenda bunga ini berjumlah 34 dengan susunan melingkar ke atas dan setiap susun terdiri dari 4-8 helai tenda bunga. Semakin ke atas, ukuran tenda bunga semakin kecil, tetapi tetap beraturan. Tenda bunga tanaman ini tidak berlekatan, tetapi berdiri sendiri. Bunga ini memiliki benang sari yang jumlahnya tak terhingga dan putik sebanyak 15 buah. Bunga ini bersifat simetri banyak, artinya, dapat dilipat setangkup lebih dari dua kali/dua posisi. Berdasarkan jumlah dan letak tenda bunga (perigonium), benang sari, dan putik, bunga teratai dapat dirumuskan sebagai berikut * K(4), C12, An. Dari rumus bunganya berarti bunga teratai juga merupakan bunga banci (hermaphroditus) yang bersimetri banyak (actinomorphus), dan memiliki tenda bunga yang banyak yaitu 34 buah terpisah yang terbagi menjadi 6 lingkaran yang masing-masing lingkaran terdapat 4 buah tenda bunga. Bunga pada teratai tidak memiliki kelopak dan mahkota karena digantikan oleh tenda bunga (perigonium). Benang sarinya (A) berjumlah tak terhingga dan putiknya berjumlah 1 buah.
  Menurut Rosanti (2009), dalam tulisannya berjudul Morfologi tumbuhan, ”Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa bunga teratai mempunyai rumus bunga P(4 + 4 + 8 + 8 + 8 + 8), A, G1. Artinya bunga teratai merupakan bunga jantan (hanya memiliki benang sari) yang bersimetri 1, seta memiliki benang sari yang sangat banyak/ tak terhingga. Tenda bunga berwarna putih. Bentuk tenda bunga yaitu jorong, tidak saling berlekatan satu sama lain, dan terletak berseling. Memiliki banyak benang sari yang terkumpul berbentuk pipih, terletak disebelah dalam tenda bunga.”
         Disini terdapat perbedaan, pada literatur mengatakan bahwa bunga teratai merupakan bunga jantan, namun menurut saya bunga teratai merupakan bunga banci, karena adanya benang sari dan putik. Putiknya ketika dibelah juga terdapat banyak putik sekitar 15 buah.
        Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa bunga mawar merupakan (Rosa sp.) bunga berjenis kelamin banci (hermaphroditus), dan bersimetri satu (zygomorf). Bunga ini tidak memiliki mahkota dan kelopak, akan tetapi bunga  ini memiliki 5 tenda bunga yang tersusun dalam satu lingkaran. Bentuk tenda bunganya memanjang yang bentuk dan ukurannya tidak sama. Ukuran tenda bunganya ada yang panjang dan ada yang pendek. Pada tenda bunga ini terdapat bintik-bintik cokelat diseluruh permukaannya. Bunga ini memiliki 2 benang sari dan 1 putik. Benang sarinya dilindungi oleh sebuah penutup, dan putik berada di atas penutup tersebut. Bunga ini tumbuh pada tangkainya. Setiap tangkai terdapat lebih dari 3 atau lebih bunga, sehingga bunga ini dikelompokkan dalam bunga majemuk.
        Berdasarkan jumlah dan letak kelopak, mahkota, benang sari dan putik, bunga mawar dapat dirumuskan sebagai berikut K(5), C (∞), A (∞), G (∞).
                                                                                           
          Menurut Tjitrosoepomo (2009), dalam tulisannya berjudul Morfologi tumbuhan, ”Bunga ini termasuk bunga majemuk berkelamin dua, zygomorf, mempunyai benang sari dan kepala putik yang terletak pada suatu kotak dan pada tenda bunga mempunyai serupa tajuk dan warnanya bermacam – macam. Seperti warna tajuk bunga. Bunganya banyak terdapat pada setiap tangkai dan berbentuk seperti kalajengking. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa bunga anggrek mempunyai rumus bunga ♀↑P5, A1, G1. Artinya bunga ini merupakan bunga banci yang bersimetri 1, memiliki 5 buah daun tenda bunga yang tidak berlekatan, 2 buah benang sari dan 2 buah putik yang juga tidak saling berlekatan.”

                                                                                           




BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan                                        
      Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.     diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian yang dipotong melintang yaitu daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian lain.
2.     rumus bunga adalah lambang-lambang yang digunakan untuk menunjukkan sifat-sifat bunga seperti jenis kelamin bunga, simetri dan jumlah bagian-bagian bunga (kelopak, benang sari dll), contoh:
a)     bunga alamanda (Allamanda cathartica L) dengan rumus bunga: asimetris, K5, C (5), G1, A5.
b)     bunga kertas (Bougeinvillea spectabilis) dengan rumus bunga:, ↑, P3+3+3, A8+8+8, G1+1+1
c)     bunga mawar (Rosa sp.) dengan rumus bunga : K(5), C (∞), A (∞), G (∞).
d)    bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dengan rumus bunga: * K(5) C 5, A~, G5.
e)      bunga tasbih (Canna sp.) memiliki rumus bunga: K2, (C1 , A4, G(3).
f)       bunga teratai (Nymphaea lotus L.) dengan rumus bunga: * K(4), C12, An.





DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Estiti. 1995.  Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisus
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Tjitrosoepomo, G. 2009 . Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Setjo, susetyoadi, dkk.2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: JICA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar